Bagaimana teori Big Bang dalam Islam? Anda sebagai umat muslim harus mengetahui landasan sebenarnya dari sudut pandang keislaman. Meskipun kenyataannya, menarik teorinya berdasarkan bidang sains serta teknologi hasil temuan manusia.
Ilmu tauhid dalam Islam sudah jelas dan yakin bahwa Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan pencipta seluruh alam semesta dengan segala isinya. Dengan kata lain, tidak ada Tuhan lain selain Allah karena Maha Esa, sehingga satu-satunya Sang Khaliq.
Apa itu Teori Big Bang dalam Penciptaan Alam Semesta
Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta yang ada sekarang terbentuk dari satu titik tunggal dalam kondisi padat serta panas. Karena tekanan panas begitu memuncak dan tidak dapat bertahan lagi, maka terjadilah ledakan dahsyat.
Ledakan itulah yang bernama Big Bang oleh para pakar di bidang ini. Setelah terjadi ledakan, semua serpihannya terlontar lalu menyebar secara merata.
Seiring berjalannya waktu, serpihan-serpihan tersebut juga tumbuh dan berkembang. Hingga akhirnya, menjadi berbagai planet serta benda-benda langit lainnya.
Misalnya, matahari, bulan, asteroid, meteorid, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana teori Big Bang dalam Islam? Apakah dalam ajaran agamanya juga menyinggung atau membahas perihal penciptaan alam semesta?
BACA JUGA : 4 Adab Bertanya dalam Menuntut Ilmu, Jangan Sampai Berlebihan
Dua pertanyaan tersebut memang sangat penting untuk dijawab. Bahwa pencetus dari teori Big Bang bukan beragama Islam, bahkan kemungkinan sebagai atheis alias tidak percaya Tuhan dan semua hal terkait agama.
Mereka hanya mengandalkan daya pikir otaknya untuk berpikir dan mengolah berbagai sumber bahan hingga menyimpulkan teorinya.
Teori Big Bang dalam Surat Al-Anbiya
Allah SWT berfirman perihal proses penciptaan langit dan bumi dalam Surat Al-Anbiya ayat 30,
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
Meskipun tidak secara rinci serta detail, tetapi bisa memahami secara umum bahwa alam semesta ini menyatu. Langit dengan segala isinya, termasuk di dalamnya bumi adalah penciptaan-Nya dalam proses tertentu. Dari sekian banyak teori, ledakan big bang ini paling menarik kajiannya.
Alam semesta awalnya adalah satu kesatuan. Penggalan arti dari ayat tersebut berbunyi, “bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu. Kemudian Kami pisahkan antara keduanya”.
Apa maksud pisahkan antara keduanya? Ilmuan muslim perlu terus menggali secara tafsir ilminya.
Jadi, teori Big Bang dalam Islam memang ada kaitannya dengan penciptaan alam semesta dan sudah tersurat di ayat tersebut. Menarik jika Kita bisa memahaminya dengan membaca dan mendalami tafsir yang sesuai dengan pakar keilmuannya.
Teori Big Bang dalam Surat Az-Zariyat
Ayat kedua yang menjadi landasan yaitu firman Allah SWT di surat Az-Zariyat ayat 47.
وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ
Artinya: “Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.”
Mengutip dari tafsir ringkas KEMENAG (Kementrian Agama), ayat tersebut menjelaskan, “Allah SWT kuasa menciptakan langit dan alam semesta. Dan langit yang terhampar luas di atas kepalamu itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami Yang Mahadahsyat dan Mahasempurna.
“Allah SWT benar-benar memiliki kekuasaan yang tidak terbatas sehingga tidak ada yang dapat menghalangi untuk meluaskannya.” (Tafsir Ringkas Kemenag)
Apa maksud “benar-benar meluaskannya?” Ilmuan muslim perlu mengkaji dan meneliti lebih mendalam lagi tafsirnya. Hanya Allah SWT yang maha mengetahui maksud dan ilmu-Nya.
Semua adalah ilmu Allah SWT yang bersujud kepada perintah-Nya. Maka semua muslim wajib beribadah pada-Nya, berkiblat kepada rumah-Nya, juga bersyukur atas karunia-Nya, tidak terkecuali dalam teori Big Bang dalam Islam.
BACA JUGA : Kiblat Islam Indonesia dan Permasalahan Arah Salatnya
Kebenaran Nyata Al-Qur’an dan Teori Big Bang
Pada surat Al-Anbiya ayat ke-30 Allah berfirman, bahwa dulu langit serta bumi ini menyatu. Kata langit dan bumi merupakan sebutan dari alam semesta. Seperti halnya teori Big Bang yang sudah menyatakan permulaan penciptaan semesta raya dari satu titik padat dan panas.
Namun demikian, teori Big Bang tidak pernah menyinggung campur tangan Tuhan, yang jelas berbeda dengan Islam. Al-Quran sebagai pedoman hidup umat Islam, dimana banyak ayatnya menceritakan perihal penciptaan bumi, langit, serta seluruh alam semesta.
Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa juga sebagai Sang Khaliq langit dan bumi. Dengan kata lain, hanya Allah yang mampu menciptakan semuanya tanpa terkecuali dari partikel terkecil hingga terbesar.
Lalu, bagaimana cara bersyukurnya? Kita bisa memulainya dengan keyakinan yang kuat dan keimanan yang benar. Lalu mengucapkan hamdalah sebagai bentuk rasa syukur yang paling mudah dan sederhana tapi pahalanya besar asalkan dengan rasa ikhlas.
Tidak perlu menunggu usia tua untuk tunduk dan ibadah kepada Maha Pencipta. Lebih baik terus bertaubat, mengejar ilmu, dan pahala dari Sang Khaliq.
Itulah salah satu bentuk hikmahnya mengakui sekaligus mengagumi penciptaan-Nya yang begitu besar, yaitu alam semesta. Meneliti ciptaan-Nya, teori sunnatullah atas kekuasaan-Nya.
Tetap harus menjaga keimanan bahwa Allah SWT sebagai satu-satunya pencipta. Sekarang, semoga Anda sudah semakin memahami teori Big Bang dalam Islam yang ternyata ada landasannya.
Wallohua’lam
Oleh Heri Mahbub