SANTRI DEVELOPER – Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menghindari jalan orang-orang yang mendapat murka dan sesat, menuju jalan yang diridhoi oleh-Nya.
Taubat tidak akan terealisasi kecuali dengan mendapat petunjuk Allah subhanahu wata’ala, serta memenuhi syarat-syarat yang wajib seorang hamba lakukan.
Mengutip dari sebuah buku yang berjudul Ensiklopedia Taubat karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, seorang hamba wajib memenuhi 3 syarat taubat, yaitu sebagai berikut;
1. Menyesal dan Segera Taubat
Menyesal atas dosa merupakan realisasi dari suatu pertaubatan. Jika orang tidak merasa menyesal dengan perbuatan dosanya, artinya ia ridho dengan perbuatannya tersebut.
Maka dari itu, syarat ini wajib kita miliki apabila ingin bertaubat secara utuh. Sesuai dengan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang berbunyi:
النَّدَمُ تَوْبَةٌ
Artinya: “Penyesalan adalah taubat,” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).
Hadits ini menegaskan bahwa rasa penyesalan adalah inti dari taubat. Penyesalan mendalam atas dosa yang telah dilakukan menjadi dorongan utama bagi seseorang untuk memperbaiki diri dan tidak mengulangi perbuatannya.
2. Berhenti Total dari Dosa Tersebut
Selain menyesal, berhenti sepenuhnya dari dosa tersebut merupakan salah satu dari syarat wajib taubat. Hal yang mustahil jika seseorang bertaubat, sedang ia juga terus melakukan dosa serupa. Allah subhanahu wata’ala berfiman dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran 135 yang berbunyi:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang bertaubat adalah mereka yang segera mengingat Allah subhanahu wata’ala, dan memohon ampun ketika berbuat dosa.
Syarat utamanya adalah mereka tidak terus-menerus atau tidak mengulangi perbuatan dosanya lagi, yang menunjukkan berhenti total dari dosa tersebut.
| | BACA JUGA : Halal-Haram dalam Kupon Undian Berhadiah Jalan Sehat
3. Tidak Mengulangi
Berhenti total serta tidak mengulangi perbuatan dosa serupa merupakan hal yang saling terkait. Jika kita telah bertekad untuk berhenti, secara langsung kita juga tidak akan mengulangi perbuatan tersebut lagi.
Ini juga merupakan salah satu syarat yang wajib kita miliki agar sah dalam taubat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَيَحْزُنُ عَلَيْهِ وَيَعْزِمُ أَنْ لَا يَعُودَ
Artinya: “Dan hendaklah ia menyesali dosa tersebut dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi,” (HR Ibnu Majah).
Hadits ini menjelaskan bahwa dalam bertaubat, seseorang tidak hanya perlu menyesali perbuatan dosanya, tetapi juga harus bertekad untuk berhenti serta tidak mengulanginya lagi di masa depan.
Ini menjadi syarat penting agar taubatnya dapat Allah subhanahu wata’ala terima , dengan menunjukkan kesungguhan dalam meninggalkan perbuatan yang dilarang.
Semoga kita semua mudah dalam meninggalkan maksiat dan perbuatan dosa lainnya, serta Allah subhanahu wata’ala terima taubat kita di sisi-Nya, aamiin.