8 Kunci Keharmonisan Orang Tua dan Anak dalam Islam, Simak

kunci keharmonisan orang tua dan anak

SANTRI DEVELOPER ā€“ Islam menempatkan hubungan antara orang tua dan anak pada posisi yang sangat penting, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keharmonisan antara orang tua dan anak bukan hanya memberi dampak pada kebahagiaan keluarga, tetapi juga pada kualitas masyarakat luas.

Melalui Al-Quran dan hadis, Islam telah memberikan panduan mengenai bagaimana orang tua dan anak seharusnya membangun hubungan yang harmonis. Berikut prinsip-prinsip kunci yang mendasari keharmonisan orang tua dan anak sesuai tuntunan Al-Quran dan hadis:

1. Mendidik Anak dengan Kasih Sayang dan Kelembutan

Mendidik anak dengan kasih sayang merupakan landasan penting dalam Islam. Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan orang tua untuk menjaga dan melindungi keluarganya dengan penuh kelembutan.

Dalam Alquran Surah At-Tahrim ayat 6, Allah SWT berfirman:

ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁ†ŁŁŲ³ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁŠŁƒŁŁ…Ł’ Ł†ŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.ā€

Ayat ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi keluarganya, termasuk dengan cara mendidik mereka dalam kebaikan. Rasulullah SAW juga mencontohkan pendekatan kasih sayang dalam mendidik anak.

Beliau selalu bersikap lembut kepada anak-anak, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan. Suatu ketika, Rasulullah SAW mencium cucunya, Hasan bin Ali, dan seorang sahabat yang melihat bertanya, ā€œYa Rasulullah, apakah engkau mencium anak-anakmu?ā€ Rasulullah menjawab:

Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’

Artinya: “Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi,” (HR Bukhari dan Muslim).

Pendekatan penuh kasih sayang ini tidak hanya menunjukkan pentingnya mencintai anak-anak, tetapi juga menjadi cara untuk menumbuhkan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak.

2. Memberikan Keteladanan yang Baik

Orang tua seharusnya memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya, karena anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka.

Al-Quran mengisahkan teladan Luqman yang mengajarkan anaknya tentang tauhid dan akhlak mulia. Allah berfirman dalam Alquran Surah Luqman ayat 13:

ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł„ŁŁ‚Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł Ł„ŁŲ§ŲØŁ’Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ§ ŲØŁŁ†ŁŽŁŠŁŽŁ‘ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁ’ ŲØŁŲ§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ų“ŁŁ‘Ų±Ł’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŲøŁŁ„Ł’Ł…ŁŒ Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…ŁŒ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'”

Rasulullah SAW selalu menunjukkan akhlak mulia di hadapan para sahabat dan anak-anak. Dalam buku Uswah Hasanah Rasulullah, Dr. Aidh Al-Qarni menyebutkan bahwa keteladanan Rasulullah menciptakan rasa kagum dan keinginan untuk mengikuti beliau.

Dengan menjadi teladan, orang tua dapat lebih mudah menanamkan nilai-nilai positif pada anak-anak. Keteladanan ini berperan penting dalam membentuk karakter anak sejak dini.

3. Komunikasi yang Baik dan Terbuka

Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak akan membangun kepercayaan yang kuat dan menciptakan suasana yang harmonis di rumah. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 9:

ŁˆŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŲ®Ł’Ų“ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ł„ŁŽŁˆŁ’ ŲŖŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁˆŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų®ŁŽŁ„Ł’ŁŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų°ŁŲ±ŁŁ‘ŁŠŁŽŁ‘Ų©Ł‹ Ų¶ŁŲ¹ŁŽŲ§ŁŁ‹Ų§ Ų®ŁŽŲ§ŁŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ų³ŁŽŲÆŁŁŠŲÆŁ‹Ų§

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah.”

Komunikasi yang baik melibatkan mendengarkan dan memberi kesempatan kepada anak untuk berbicara. Rasulullah SAW selalu mendengarkan setiap orang, termasuk anak-anak, dengan penuh perhatian.

Dr. Muhammad Qutb dalam Manhaj Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa komunikasi yang efektif tidak hanya mencakup berbicara, tetapi juga mendengarkan, merespons dengan bijak, dan menunjukkan perhatian. Sikap ini membuat anak merasa dihargai dan nyaman untuk berbagi dengan orang tua.

4. Mengajarkan Nilai-Nilai Kejujuran dan Amanah

Mengajarkan kejujuran dan amanah pada anak sejak dini akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang amanah. Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Ahzab ayat 72:

Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų¹ŁŽŲ±ŁŽŲ¶Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ©ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ų³ŁŽŁ‘Ł…ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŲØŁŽŲ§Ł„Ł ŁŁŽŲ£ŁŽŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŁ„Ł’Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’ŁŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya.”

Rasulullah SAW terkenal dengan julukan Al-Amin, atau yang terpercaya, yang membuatnya mendapat penghormatan dari masyarakat. Dalam bukunya Ruh al-Islam, Dr. Yusuf Al-Qaradawi menyatakan bahwa orang tua sebaiknya memberikan contoh kejujuran dan amanah dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, nilai kejujuran dan amanah dapat tertanam kuat pada anak-anak. Sikap ini membantu membentuk karakter dan integritas anak sejak dini.

Misalnya, orang tua yang selalu menepati janji akan memberikan teladan kejujuran. Dengan begitu, anak akan belajar untuk menghargai amanah dan menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam kehidupannya.

5. Memberikan Pendidikan Agama yang Kuat

Pendidikan agama menjadi fondasi utama dalam pembentukan karakter anak. Islam mendorong orang tua untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak dini, sehingga mereka tumbuh dengan pemahaman yang benar tentang kewajiban mereka sebagai Muslim.

Dalam Alquran Surah Luqman ayat 13, Allah SWT menyebutkan pentingnya tauhid, sebagai landasan utama pendidikan anak:

ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł„ŁŁ‚Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł Ł„ŁŲ§ŲØŁ’Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ§ ŲØŁŁ†ŁŽŁŠŁŽŁ‘ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁ’ ŲØŁŲ§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ū– Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ų“ŁŁ‘Ų±Ł’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŲøŁŁ„Ł’Ł…ŁŒ Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…ŁŒ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW juga bersabda:

Ł…ŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁŽŁ‘Ł„Ų§Ų©Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŲØŁ’Ł†ŁŽŲ§Ų”Ł Ų³ŁŽŲØŁ’Ų¹Ł Ų³ŁŁ†ŁŁŠŁ†ŁŽ

Artinya: “Perintahkan anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun,” (HR Abu Dawud).

Hadits ini menegaskan pentingnya membiasakan anak dalam menjalankan kewajiban agama sejak dini. Menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun, pendidikan agama yang kuat akan membentuk karakter yang kokoh dan akhlak mulia pada diri anak.

6. Menghindari Kekerasan dan Memilih Metode yang Positif

Islam sangat menentang kekerasan dalam mendidik anak. DalamAlquran Surah An-Nahl ayat 125, Allah berfirman:

Ų§ŲÆŁ’Ų¹Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ŁƒŁŽ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŁƒŁ’Ł…ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁˆŁ’Ų¹ŁŲøŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł

Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.”

Ayat ini mengajarkan pentingnya menggunakan metode pendidikan yang bijaksana dan lembut. Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa menekankan bahwa kekerasan hanya akan menciptakan ketakutan dan rasa dendam pada anak. Sebaliknya, metode pendidikan yang positif dan penuh kasih sayang akan membantu anak berkembang tanpa merasa tertekan atau takut.

7. Menghargai Pendapat dan Pilihan Anak

Islam juga mengajarkan orang tua untuk menghargai pendapat anak. Dalam Alquran Surah Ash-Shaffat ayat 102, Allah berfirman tentang dialog antara Nabi Ibrahim dan Ismail:

Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŁŠŁŽŲ§ ŲØŁŁ†ŁŽŁŠŁŽŁ‘ Ų„ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŽŲ±ŁŽŁ‰Ł° ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…Ł Ų£ŁŽŁ†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŽŲ°Ł’ŲØŁŽŲ­ŁŁƒŁŽ ŁŁŽŲ§Ł†ŲøŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŲ§Ų°ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ±ŁŽŁ‰Ł°

Artinya: “(Ibrahim) berkata: ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, bagaimana pendapatmu?ā€™”

Ayat ini menunjukkan betapa Nabi Ibrahim AS menghargai pendapat anaknya, Ismail AS. Meskipun perintah Allah sangat berat, Nabi Ibrahim tidak serta-merta memaksakan kehendaknya.

Sikap seperti ini mendorong anak untuk lebih terbuka dan merasa dihargai. Dengan menghargai pandangan anak, orang tua dapat menciptakan hubungan yang lebih erat dan penuh kasih sayang.

Prof. Dr. Abuddin Nata dalam Filsafat Pendidikan Islam menjelaskan bahwa memberi ruang bagi anak untuk berbicara adalah bentuk penghargaan terhadap hak mereka sebagai individu.

8. Menyeimbangkan Kewajiban dan Hak

Islam mengajarkan keseimbangan antara hak dan kewajiban orang tua dan anak. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang harus dihormati. Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Israā€™ ayat 23-24:

ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ¶ŁŽŁ‰Ł° Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ŁƒŁŽ Ų£ŁŽŁ„ŁŽŁ‘Ų§ ŲŖŁŽŲ¹Ł’ŲØŁŲÆŁŁˆŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų§ Ų„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§Ł‡Ł ŁˆŁŽŲØŁŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŲÆŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.”

Ayat ini menekankan pentingnya menghormati orang tua sebagai bentuk kebaikan dan penghormatan, tanpa mengabaikan kewajiban orang tua kepada anak. Prof. Dr. Nurul Fadhil Lubis dalam Psikologi Pendidikan Islam menjelaskan bahwa keseimbangan antara kewajiban dan hak ini menciptakan hubungan yang sehat, saling menghormati, dan penuh kasih sayang, yang pada akhirnya membentuk keharmonisan dalam keluarga.

Orang tua yang menghormati hak anak akan memperoleh penghargaan yang tulus dari anaknya. Begitu pula, anak yang memenuhi kewajiban kepada orang tua akan mendapatkan cinta dan dukungan penuh dari orang tuanya. Keseimbangan ini membantu menciptakan keluarga yang harmonis, saling mendukung, dan penuh rasa syukur.

Kesimpulan

Orang tua dan anak membangun keharmonisan dalam pendidikan Islam dengan sungguh-sungguh. Mereka menerapkan kasih sayang, keteladanan, komunikasi yang baik, dan nilai kejujuran untuk menciptakan keluarga harmonis.

Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis menekankan pendekatan lembut dan bijaksana dalam mendidik anak. Dengan menerapkan nilai-nilai ini, orang tua membentuk anak berakhlak mulia dan menciptakan keluarga kuat serta bahagia sebagai bekal untuk kebahagiaan di akhirat. Wallahuaā€™lam.

Oleh: Siti Rahma Hasibuan (
Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Share Artikel :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *