SANTRI DEVELOPER – Umumnya, anak akan mencari pekerjaan usai lulus kuliah maupun SMK. Namun, dalam prosesnya tidaklah mudah untuk segera mendapatkan pekerjaan. Ada kalanya momen kegagalan muncul secara tidak terduga.
Kegagalan bisa menjadi momen terberat yang menimbulkan stres dan depresi pada anak, apabila terjadi secara berkepanjangan. Apalagi jika anak gagal mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Peran orang tua penting untuk terus memotivasi dan mendukung anak ketika mereka gagal. Berikut adalah beberapa hal yang bisa orang tua lakukan saat anak gagal dapat kerja:
1. Bantu Anak Kelola Stres dengan Baik
Mengutip dari kompas.com, Psikolog Pendidikan, Karina Adistiana berpendapat bahwa ketika anak gagal mendapatkan pekerjaan, yang harus orang tua lakukan adalah membantu anaknya untuk mengevaluasi diri.
Pasalnya, kegagalan kerap kali membuat anak patah semangat, stres, hingga kehilangan kepercayaan diri. Maka dari itu, peran orang tua di sini adalah memberikan bantuan dari segi emosional.
Cobalah untuk membantu anak mencari tahu apa penyebab kegagalan dan memotivasinya untuk terus berusaha.
Misalnya, menanyakan anak tentang proses wawancara dan persiapan-persiapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Orang tua juga bisa membantu anak untuk melakukan beberapa hal seperti meningkatkan kualitas CV, membuat surat lamaran yang benar, dan sebagainya.
|| BACA JUGA: 8 Kunci Keharmonisan Orang Tua dan Anak dalam Islam, Simak
2. Dorong Kemandirian Anak
Meskipun pemberian dukungan itu penting, namun orang tua juga perlu memberikan ruang pribadi bagi anak untuk mandiri.
Melansir dari pyschologytoday.com, penting bagi orang tua untuk membiarkan anak mengambil peran sendiri dalam menangani tanggung jawab mereka. Dorong anak untuk membuat keputusan sendiri dan belajar dari kegagalan.
Walau orang tua kerap kali merasa iba terhadap perjuangan anaknya, akan tetapi membiarkan anak untuk berusaha keras sendiri dalam mencari pekerjaan, akan membuatnya menjadi lebih tangguh.
Dengan begitu, orang tua akan mengurangi sikap protektif yang berlebihan saat anaknya menghadapi tantangan di dunia kerja.
3. Beri Pandangan Positif tentang Kegagalan
Hal lain yang perlu orang tua lakukan saat anak gagal dapat kerja adalah memberikan sudut pandang positif tentang kegagalan.
Menurut Karina, orang tua perlu mendampingi dan menguatkan anaknya ketika mereka gagal mendapatkan pekerjaan. Katakan kepada mereka bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Ucapan positif lainnya yang bisa orang tua katakan adalah kegagalan bukan berarti anak tidak kompeten.
Jelaskan ke mereka juga bahwa setiap pekerjaan mempunyai tuntutannya masing-masing. Mungkin saja potensi anak belum sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan.
4. Sediakan Sumber Daya Pendukung
Saat anak gagal dapat kerja, hal yang bisa orang tua lakukan adalah menawarkan sumber daya pendukung yang dapat menunjang karier anak ke depannya.
Sebut saja seperti membantu membuat surat lamaran, CV, ikut mencari pekerjaan, dan menyiapkan proses wawancara.
Setelah evaluasi diri, orang tua bisa melakukan komunikasi terbuka dengan anak. Bagikan artikel terkait bidang pekerjaan yang menjadi minat anak, kursus daring, hingga workshop untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anak.
5. Mencari Bantuan Profesional
Apabila anak masih lanjut berjuang untuk mencari pekerjaan, hal lain yang bisa orang tua lakukan adalah mencari bantuan ke bimbingan karier atau psikolog profesional.
Mereka bisa membantu orang tua dan anak untuk mencari jalan keluar, dengan memberikan tes penilaian dan dukungan sesuai kebutuhan anak.
Namun, apabila anak merasa depresi dan stres berkelanjutan karena gagal mendapatkan pekerjaan, orang tua bisa membawakannya ke psikiater.
Dengan cara ini, psikiater dapat membantu menangani masalah yang anak hadapi dari segi medis. Sehingga anak bisa fokus untuk mencari pekerjaan di kemudian hari.
Kesimpulan
Dari sekian poin di atas, hal terpenting yang bisa orang tua lakukan saat anak gagal dapat kerja adalah memberikan dukungan lebih terhadap anak.
Ada berbagai dukungan yang orang tua bisa lakukan agar anak bisa termotivasi dan belajar dari kegagalannya.
Dukungan bisa berupa emosional atau yang berkaitan dengan kesehatan mental anak, sumber daya seperti tes bakat dan minat, pembenahan surat lamaran, persiapan wawancara, mendorong dan membantu anak mengikuti kursus daring maupun workshop, dan masih banyak lagi.
Wallahu A’lam
Oleh Christa Adventa
