Dampak Jangka Panjang Brain Rot, Gen Z Harus Hati-Hati

Dampak Jangka Panjang Brain Rot, Gen Z Harus Hati-Hati

SANTRI DEVELOPERBrain Rot atau pembusukan otak telah menjadi istilah yang populer dalam beberapa tahun terakhir, bahkan brain rot sendiri sudah dinobatkan sebagai kata Oxford di tahun 2024.

Fenomena brain rot menggambarkan bagaimana paparan konten media sosial yang tidak edukatif sehingga menyebabkan penurunan fungsi kognitif otak dan kesehatan mental, terutama di kalangan Generasi Z.

Meskipun konsumsi konten hiburan instan dapat memberikan kesenangan sesaat atau menjadi sarana relaksasi setelah lelah bekerja, hal ini tetap memiliki batasan.

Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengonsumsi hiburan semacam itu dapat memberikan dampak negatif.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini menyebabkan kecanduan dan ketergantungan terhadap hiburan yang tidak memberi manfaat positif.  

Fenomena ini juga berkaitan dengan Sosial Learning Theory, yaitu manusia akan belajar dari lingkungan sosialnya, serta dari apa yang mereka lihat sehari-hari.

Seseorang cenderung merasa lebih percaya diri dan nyaman ketika mendapatkan validasi dari orang lain. Sebaliknya, jika tidak mendapatkannya, mereka merasa ragu, tidak dihargai, atau bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Hal tersebut secara langsung berakibat munculnya perasaan membandingkan diri dengan orang lain secara tidak sehat. Inilah mengapa dampak jangka panjang brain rot dapat berakibat serius pada kesehatan mental kita.

MenurutĀ Finandita Utari, seorang Psikolog dalam wawancaranya di DAAI Magazine, berikut dampak jangka panjang brain rot yang wajib kalian ketahui:

1. Penurunan Kemampuan Berpikir Kritis

Dampak jangka panjang brain rot yang pertama yaitu penurunan kemampuan berfikir kritis seseorang.

Mengkonsumsi konten receh atau kurang edukasi secara berlebihan mengakibatkan cara berfikir menjadi dangkal, daya tangkap seseorang melemah, sehingga berdampak pada kemampuan pengambilan keputusan yang kurang tepat.

2. Perilaku Menarik Diri

Dampak dari brain rot juga menyebabkan seseorang menarik diri dari lingkungan sosial.

Mereka cenderung menutup bahkan membatasi diri untuk tidak berinteraksi dengan banyak orang, dan pada akhirnya sibuk membandingkan diri dengan orang lain.

3. Mood Swing dan Emosi Tidak Stabil

Perubahan suasana hati yang cepat dan mudah marah adalah salah satu dampak jangka panjang brain rot yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Penyebab emosi yang tidak stabil ini, karena tidak ada ruang untuk memahami diri sendiri.

4. Kesulitan dalam Menjalin Hubungan Sosial

Ketergantungan pada dunia maya dan perbandingan diri yang terus-menerus dapat menyebabkan seseorang memilih-milih teman, sehingga sulit membangun hubungan sosial yang harmonis.

Dalam hal ini, interaksi sosial mereka menjadi terbatas.

Mengatasi Dampak Jangka Panjang Brain Rot

Untuk menghindari dampak jangka panjang brain rot, penting bagi kita untuk lebih selektif lagi dalam mengonsumsi konten digital dan berusaha mengembangkan kebiasaan yang lebih produktif.

Dengan mengatur waktu layar, memperbanyak konsumsi konten yang edukatif, dan menjaga keseimbangan antara kehidupan online dan offline adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental kita.

Kita perlu melatih otak agar dapat berfungsi dengan baik. Otak adalah ciptaan Tuhan yang harus dimanfaatkan secara maksimal.

Jika kita terus mengonsumsi konten negatif, otak akan terbiasa dengan pola tersebut, dan seiring waktu, kemampuan otak kita akan semakin melemah.

|| BACA JUGA : Detoks Digital: Pengertian dan Manfaatnya

Kesimpulan

Mari kita bersama-sama memanfaatkan media sosial dengan sebaik baiknya. Gunakan platform ini untuk hal-hal positif yang mendukung perkembangan diri kita, sehingga terhindar dari dampak jangka panjang brain rot.

Maksimalkan potensi otak kita untuk selalu mengkonsumsi hal-hal positif agar selalu tumbuh, dan berkembang ke arah yang lebih baik.

Wallahu A’lam
Oleh Fa’idhatul Achsani Ima Rachmawati

Share Artikel :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *