Gaya Hidup YONO: Pilihan Cerdas, Hidup Berkualitas

Gaya Hidup YONO: Pilihan Cerdas, Hidup Berkualitas

SANTRI DEVELOPER – YONO (You Only Need One) adalah istilah baru yang semakin populer di kalangan muda, terutama Gen Z.

Konsep ini muncul sebagai bentuk perubahan pola pikir dari YOLO (You Only Live Once), yang selama ini identik dengan gaya hidup konsumtif dan mengejar kesenangan sesaat.

Berbeda dengan YOLO, YONO justru menekankan pada prinsip hidup yang lebih bijaksana.

Filosofi You Only Need One mengajarkan untuk lebih selektif dalam memilih sesuatu, berfokus pada kualitas, dan hanya memenuhi kebutuhan yang benar-benar penting.

Pengertian YONO

YONO atau You Only Need One merupakan konsep gaya hidup masyarakat yang lebih mengutamakan kebutuhan utama dari pada hanya sekedar keinginan sesaat. 

Dengan gaya hidup YONO, seseorang tidak lagi membeli atau melakukan sesuatu hanya karena tren. Namun lebih mempertimbangkan manfaat jangka panjang dan nilai sesungguhnya dari apa yang mereka pilih.

Berbeda dengan YOLO yang cenderung untuk mendorong gaya hidup konsumtif, YONO mengajak masyarakat terutama kalangan muda untuk berfikir lebih bijak sebelum membeli sesuatu.

Fenomena ini mencerminkan perubahan gaya hidup masyarakat yang mulai beralih dari konsumtif, ke pola pikir yang lebih minimalis dan efisien.

Manfaat Menerapkan YONO

Melansir dari antaranews.com, berikut beberapa manfaat dalam menerapkan YONO:

1. Belajar Hidup Hemat

Menerapkan gaya hidup YONO, mengajak masyarakat untuk lebih fokus pada kebutuhan primer dibandingkan dengan kesenangan sesaat.

Dengan mengedepankan prinsip hidup lebih hemat, seseorang lebih selektif dalam membelanjakan uang, serta membeli barang yang benar-benar dibutuhkan.

2. Meningkatkan Kualitas Hidup

Gaya hidup YONO membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena mereka fokus hanya pada pilihan yang memberikan dampak jangka panjang.

Fokus pada kebutuhan yang esensial membantu seseorang dalam membangun pola pikir yang lebih produktif. Sehingga kehidupan menjadi lebih bermakna dan terarah.

3. Menghindari Impulsive Buying

Impulsive buying merupakan kebiasaan membeli suatu barang tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan yang matang. Biasanya hal ini dipicu oleh tren sesaat atau diskon besar.

Terkadang, hal ini menyebabkan penyesalan di kemudian hari, sebab barang yang dibeli tidak benar-benar dibutuhkan.

Dengan menerapkan gaya hidup YONO, masyarakat akan lebih selektif dalam membeli sesuatu. Mereka akan mempertimbangkan kebutuhan yang benar-benar penting baginya.

4. Keuangan Stabil

Gaya hidup YONO, membantu seseorang dalam mengelola keuangan secara bijak. Mereka hanya membeli barang sesuai kebutuhan, sehingga pengeluaran menjadi lebih terkendali.

Selain itu, kebiasaan ini memicu seseorang untuk lebih fokus menabung. Pada akhirnya, kebiasaan ini akan menciptakan keuangan yang stabil dan aman di masa depan.

Tantangan dalam Menerapkan YONO

Tentu dalam menerapkan YONO ada banyak tantangan yang dihadapi. Terutama pada lingkungan yang masih didominasi oleh budaya konsumtif.

Berikut beberapa tantangan yang sering muncul:

1. Tren Konsumtif

Media sosial dan lingkungan sekitar sering kali mendorong dalam gaya hidup konsumtif.

Selain itu, adanya tren baru membuat banyak orang merasa harus mengikuti perkembangan, walaupun sebenarnya tidak terlalu membutuhkannnya.

2. Kebiasaan Lama yang Susah ditinggalkan

Ketika pola pikir konsumtif sudah tertanam sejak lama, beradaptasi dengan gaya hidup minimalis seperti YONO (You Only Need One) tentu bukan hal yang mudah.

Dibutuhkan waktu dan konsistensi, untuk mengubah kebiasaan lama menjadi lebih selektif dan bijaksana dalam berbelanja.

Pada awalnya, seseorang mungkin merasa sulit menahan diri dari godaan membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan. Sebab, belum terbiasa dengan pola hidup baru.

Namun, seiring berjalannya waktu, dengan kesadaran dan komitmen yang kuat, seseorang akan semakin mudah menerapkan kebiasaan ini. Sehingga menjadikan gaya hidup yang lebih nyaman dan bermanfaat.

3. Godaan Diskon

Godaan diskon sering kali menjadi penghambat dalam menerapkan gaya hidup YONO.

Diskon besar-besaran yang ada di berbagai event atau momen tertentu, sering kali memicu keinginan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kamu perlukan.

4. Sulit dalam Membedakan antara Kebutuhan dan Keinginan

Banyak orang sering kali merasa bahwa sesuatu yang mereka inginkan adalah hal yang penting. Padahal itu hanya dorongan sesaat.

Tanpa kesadaran diri yang cukup, seseorang bisa mudah tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, hanya karena terlihat menarik atau populer.

5. Kurangnya Edukasi Terkait Managemen Keuangan

Banyak orang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang cara mengelola keuangan secara bijaksana. Hal ini yang membuat mereka mudah terjebak dalam pola konsumtif.

Kurangnya pemahaman tentang cara menyusun anggaran, memprioritaskan kebutuhan, dan menabung bisa membuat gaya hidup minimalis sulit untuk diterapkan.

Edukasi tentang manajemen keuangan yang baik dan bijaksana sangat penting, agar setiap individu dapat membuat keputusan yang tepat dan menjaga kestabilan keuangan mereka.

|| BACA JUGA : Kenali 5 Penyebab Impulsive Buying, Yuk Simak

Kesimpulan

Gaya hidup YONO mendorong masyarakat untuk membuat keputusan yang lebih bijak dengan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan sesaat.

Dengan menerapkan prinsip ini, kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, menciptakan kehidupan yang lebih stabil dan berkelanjutan di masa depan.


Wallahu A’lam
Oleh Fa’idhatul Achsani Ima Rachmawati

Share Artikel :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *