Kenali 5 Penyebab Impulsive Buying, Yuk Simak

Ilustrasi Impulsive Buying (Freepik.com)

SANTRI DEVELOPER – Bagi beberapa orang, belanja adalah salah satu coping mechanism dalam mengatasi stres. Namun, kebiasaan ini bisa menimbulkan perilaku impulsive buying.

Impulsive buying merupakan perilaku dimana individu membeli sesuatu secara cepat dan spontan tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu manfaatnya. Impulsive buying ini bersifat pembelian yang tidak direncanakan (unplanned buying), dan akhirnya memutuskan membeli suatu barang yang tidak pernah diinginkan sebelumnya.

Lalu, apa sih penyebab impulsive buying? Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa penyebab impulsive buying:

1. FOMO

Penyebab impulsive buying yang pertama adalah FOMO. FOMO merupakan singkatan dari fear of missing out, yakni rasa takut merasa tertinggal. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri individu akibat ketinggalan sesuatu yang baru.

Keadaan FOMO bisa membuat individu melakukan impulsive buying karena khawatir tertinggal oleh tren yang sedang terjadi.

2. Ingin Mendapatkan Kebahagiaan

Berbelanja bisa menjadi coping mechanism bagi orang yang sedang stres dan cemas. Pasalnya, saat seseorang mengalami stres, reaksi emosional dapat memicu hasrat untuk merespon, salah satunya dengan belanja.

Reaksi emosional ini dapat berkaitan dengan pelepasan hormon seperti dopamine, yang dapat memberikan perasaan kenikmatan dan kepuasan. Sehingga, memicu seseorang untuk merespon impulsif dengan pembelian.

Perilaku impulsive buying memang bisa memberikan kebahagiaan dan kepuasan bagi seseorang yang sedang depresi atau stres. Namun, kebahagiaan ini bisa saja bersifat sementara dan justru berpotensi memberikan masalah setelahnya, seperti penyesalan.

|| BACA JUGA: 3 Manfaat Jalani Hobi, yang Terakhir Bisa Hasilkan Keuntungan

3. Rentan Terhadap Promosi dan Diskon

Adanya berbagai promo menarik serta diskon besar-besaran bisa menjadi penyebab impulsive buying. Pasalnya, individu bisa saja merasa khawatir akan kehabisan diskon. Sehingga membuat dirinya terpacu harus membeli secara cepat atau banyak saat periode diskon sedang berlangsung.

4. Pengaruh Media Sosial dan Iklan

Penyebab impulsive buying selanjutnya adalah adanya pengaruh dari media sosial dan iklan. Dengan melihat iklan produk yang menarik atau tren terkini di media sosial, dapat mendorong seseorang untuk segera memiliki barang tersebut.

5. Pengaruh Sosial

Meskipun beberapa orang berpikir bahwa keputusan untuk berbelanja adalah pilihan dari diri sendiri. Namun, pengaruh sosial juga dapat mendorong seseorang melakukan impulsive buying.

Penelitian dari University of Florida dan University of Tennessee mengungkapkan, kehadiran teman belanja dapat meningkatkan kemungkinan untuk berbelanja sesuatu yang tidak direncanakan.

Selain itu, terdapat penelitian terbaru yang menyoroti bahwa anggota keluarga, terutama orang tua dan anak-anak, memiliki pengaruh yang lebih besar dalam mendorong impulsive buying daripada teman dekat atau pasangan.

Kesimpulan

Itulah dia beberapa penyebab individu melakukan impulsive buying. Dengan mengetahui penyebab impulsive buying, diharapkan bagi konsumen untuk lebih waspada terhadap perilaku ini, serta memungkinkan untuk membuat keputusan pembelian yang lebih terencana dan bijak.

Wallahu A’lam
Oleh Nurkamala Dewi

Share Artikel :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *