Mesir: Destinasi Populer Studi Internasional, Ini Keunggulannya

Studi Internasional di Mesir

SANTRI DEVELOPERĀ –Ā Studi di Mesir memberikan kesempatan istimewa untuk mendalami berbagai aspek budaya Timur Tengah seperti politik, sejarah, dan ekonomi. Selain lingkungan yang multikultural, ada beberapa alasan dan keuntungan bagi mahasiswa internasional yang memilih untuk belajar di sana.

MedicMesir.com menuturkan, universitas-universitas di Mesir menyediakan beragam program studi, yang memungkinkan mahasiswa internasional memilih jurusan sesuai minat. Biaya hidup di Mesir juga cukup terjangkau, mirip dengan di Indonesia. Hal ini membuat Mesir menjadi destinasi yang menarik bagi mahasiswa internasional dengan dana terbatas.

Selain itu, belajar di Mesir juga berarti secara langsung mempelajari bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman akademis mahasiswa internasional, tetapi juga dapat meningkatkan wawasan mereka tentang budaya lokal.

Berkunjung ke tempat-tempat wisata ikonik seperti Piramida Giza dan Museum Luxor saat liburan kuliah, akan memberikan pengalaman berharga mengenai budaya dan sejarah Mesir. Kenangan ini akan membekas dalam ingatan mahasiswa sepanjang hidup mereka. 

Sebelum memutuskan untuk melanjutkan kuliah di sana, mari mempelajari lebih lanjut tentang profil negara Mesir dan tradisi masyarakatnya.

BACA JUGA : Ini Alasan Mengapa Santri Memilih Universitas Al-Azhar: Simak Selengkapnya

Profil Negara Mesir

Melansir dari lamanĀ kemlu.go.id, Republik Arab Mesir atauĀ Jumhuriyyah Mishr Al-Arabiyyah, terletak di Afrika bagian timur laut dan sebagian di Asia Barat Daya melalui Semenanjung Sinai. Dengan luas sekitar 1.002.450 kmĀ², Mesir berbatasan dengan Libya di barat, Sudan di selatan, dan Israel serta Jalur Gaza di timur laut, serta Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.

Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan NKRI pada 17 Agustus 1945. Mayoritas wilayahnya adalah gurun Sahara, dengan penduduk terkonsentrasi di sekitar Sungai Nil. Mayoritas penduduk Mesir beragama Islam, sementara sebagian kecil beragama Kristen Koptik.

Mesir merupakan salah satu negara tertua di dunia dengan sejarah lebih dari 5000 tahun, terkenal dengan peninggalan-peninggalan Mesir kuno seperti Piramida dan Sphinx di Giza. Mesir memiliki dua musim, yaitu musim dingin (Oktober-Maret) dan musim panas (April-September), dengan curah hujan yang sangat rendah, sekitar enam kali setahun.

Karakteristik dan Kebiasaan Masyarakat Mesir

Al-Azhar Guide Book menggambarkan karakteristik dan kebiasaan masyarakat Mesir, yang kuat menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, masyarakat Mesir sangat menjunjung tinggi praktik salat berjamaah, bahkan pekerja dan pedagang pun akan menghentikan aktivitas mereka saat iqamah berkumandang.

Kebiasaan menutup aurat juga sangat terjaga, dengan kaum pria mengenakan jubah atau celana panjang, sementara kaum wanita mayoritas memakai kerudung bahkan cadar. Bukan hal yang asing, jika warga Mesir suka membawa mushaf dan membaca Al-Quran serta berdzikir di sela-sela kesibukan mereka bekerja.

Masyarakat Mesir juga terkenal ramah dan suka membantu, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Mereka sering memberikan informasi dan bahkan mengantar jika ada yang tersesat di jalan. Pada bulan Ramadan, mereka kerap memberikan bantuan sembako dan mengadakan buka bersama gratis dengan sebutan Ma’idatur Rahman.

Penduduk Mesir memiliki nasionalisme yang tinggi dan bangga dengan negaranya, dengan menyebut negaranya sebagai Ummu Ad-Dunya (Ibu Dunia). Mereka juga terkenal teguh dalam pendirian dan mempertahankan prinsip yang dianggapnya benar, sehingga mereka mudah tersinggung jika prinsip tersebut terganggu.

Adat Istiadat Masyarakat Mesir dari Dulu hingga Kini

Era globalisasi saat ini, sangat berpengaruh besar terhadap suatu masyarakat di berbagai belahan dunia. Meskipun demikian, masyarakat Mesir modern tetap mempertahankan tradisi mereka di tengah gempuran pengaruh zaman, baik yang sifatnya positif ataupun negatif.

Mengutip dari laman alishlah.ac.id, masyarakat Mesir modern memiliki tradisi yang unik. Meskipun teknologi dan pemikiran mereka berkembang pesat, budaya dan tradisi masyarakat Mesir tetap kokoh dan menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka hingga saat ini.

Pertama, mereka memiliki kebiasaan minum teh setidaknya 11 kali sehari, dengan makanan utama berupa roti kering dari gandum dan kacang foul. Mereka juga menyukai jus buah, yogurt, keju, dan makanan berporsi besar seperti satu ekor ayam.

Kedua, kebanyakan pria Mesir suka mengisap shisha, semacam metode merokok asal Timur Tengah menggunakan tabung berisi air, mangkuk, pipa, dan selang. Mereka juga menyukai syair, musik padang pasir, dan tarian. Tradisi ini lestari hingga saat ini.

Ketiga, tradisi perkawinan di Mesir juga sangat kuat. Orang tua sering menetapkan mahar tinggi bagi anak perempuan mereka yang akan menikah, dan banyak pria menunda pernikahan karena tradisi yang menekankan pentingnya status, rumah, dan kekayaan sebelum menikah.

Di sisi lain, masyarakat Mesir juga menganggap banyak hal sebagai tabu yang tidak boleh dilanggar karena dapat merusak kehormatan. Misalnya, melihat orang sedang makan, duduk jongkok di tepi jalan, atau melakukan kontak fisik yang tidak pantas antara pria dan wanita yang bukan mahram.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, indonesiamengglobal.com menjelaskan bahwa Mesir telah lama menjadi tujuan utama bagi pencari ilmu. Hal ini tercacat dalam kitab Rihlah Ibnu Batutah karya Ibnu Juzai al-Kalbi.

Khususnya di sekitar masjid Amr bin Ash, terdapat banyak bangunan yang tersedia untuk menampung pendatang yang ingin belajar. Para penguasa pada masa itu berlomba-lomba untuk menyediakan fasilitas seperti makanan, tempat tinggal, dan sanitasi bagi para pelajar secara gratis dan rutin.

Dewasa ini, lebih dari 40 ribu mahasiswa dari berbagai negara datang untuk belajar di Mesir, didorong oleh kebijakan Al-Azhar yang terbuka terhadap pendatang. Meskipun fakultas-fakultas di Al-Azhar menawarkan berbagai program studi yang terus berkembang, fakultas agama Islam tetap menjadi yang paling diminati.

Bagi calon mahasiswa yang tertarik melanjutkan studi di tanah para nabi, harus melakukan persiapan yang matang. Salah satunya adalah memenuhi persyaratan kompetensi bahasa Arab yang diakui oleh Universitas Al-Azhar dan universitas lainnya yang ada di Mesir. Persiapan bahasa ini krusial mengingat semua perkuliahan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.

Wallahu A’lam
Oleh Sylvia Kurnia Ritonga (Alumni Universitas Al-Azhar Kairo Angkatan 2012, Founder tatsqif.com)

Share Artikel :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *