SANTRI DEVELOPER – Beberapa bulan lalu, media sosial sempat heboh dengan informasi mengenai sindrom nasi goreng. Salah satu kreator konten kembali mengulas tentang seorang pria berusia 20 tahun, yang meninggal usai mengonsumsi pasta.
Kenyataannya, sindrom nasi goreng merupakan salah satu jenis keracunan makanan, yang terjadi karena pertumbuhan suatu bakteri pada nasi maupun pasta.
Selain itu, sindrom nasi goreng juga terjadi apabila dalam proses memasak tidak tepat, serta peralatan makan yang kotor. Apabila hal itu terjadi, maka bakteri akan muncul dan bisa menyebabkan kematian.
Mengenal Sindrom Nasi Goreng
Melansir dari health.clevelandclinic.org, fried rice syndrome atau sindrom nasi goreng merupakan sindrom keracunan makanan, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus atau B. cereus.
Jenis bakteri ini biasanya hidup pada makanan karbohidrat atau yang mengandung tepung, seperti nasi dan pasta. Namun faktanya, ia juga berkembang pada hampir semua makanan.
Seperti keracunan makanan pada umumnya, sindrom nasi goreng dapat terjadi apabila makanan tidak dimasak atau disimpan dalam suhu yang tepat.
Selain itu, alasan orang-orang menyebutnya sebagai sindrom nasi goreng, karena proses munculnya bakteri Bacillus cereus pada nasi. Pasalnya, bakteri ini dapat tumbuh usai memasak nasi, membiarkannya di suhu ruang, dan memanaskannya kembali.
|| BACA JUGA: Bahaya Junk Food: Memahami Risiko Kesehatan dalam Islam
Gejala Sindrom Nasi Goreng
Beberapa gejala sindrom nasi goreng umumnya berkaitan dengan pencernaan. Mulai dari diare, mual, muntah, dehidrasi, hingga demam tinggi.
Mengutip dari alodokter.com, diare karena sindrom nasi goreng akan terjadi sekitar 6 sampai 15 jam, setelah mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi bakteri Bacillus Cereus.
Selain diare, gejala sindrom nasi goreng lainnya adalah mual dan muntah. Gejala ini termasuk umum, dan akan muncul sekitar 1 sampai 6 jam setelah memakan makanan yang mengandung bakteri.
Apabila diare dan muntah terjadi terus-menerus karena sindrom nasi goreng, maka akan menimbulkan dehidrasi yang tidak kunjung henti.
Sebagai informasi, dehidrasi merupakan kehilangan cairan tubuh yang menyebabkan rasa haus, lemas, hingga mulut kering. Jika terjadi dehidrasi secara berlebihan, sebaiknya periksa dan konsultasi dengan dokter spesialis sesegera mungkin.
Selain pencernaan, gejala sindrom nasi goreng lainnya juga akan menyebabkan demam tinggi. Sebenarnya demam merupakan gejala tambahan. Akan tetapi, demam yang terjadi bukan sembarang demam.
Suhu tubuh akan meningkat hingga di atas 38 derajat celsius, yang menyebabkan tubuh mengalami keringat secara berlebihan dan kelelahan.
Cara Mencegah Sindrom Nasi Goreng
1. Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Masak
Salah satu cara mencegah sindrom nasi goreng adalah selalu mencuci tangan dengan sabun, sebelum dan sesudah memasak makanan. Tidak hanya tangan, berbagai peralatan masak juga harus dalam keadaan benar-benar bersih.
Pastikan tidak ada kotoran atau sisa makanan yang menempel pada peralatan masak. Pasalnya, jika masih terdapat kotoran pada peralatan masak, bakteri Bacillus Cereus dapat berpindah dan bisa saja menimbulkan sindrom nasi goreng.
2. Simpan Makanan di Suhu yang Benar
Guna menghindari berkembangnya bakteri Bacillus Cereus, sebaiknya hindari membiarkan makanan terlalu lama berada di suhu ruang setelah matang.
Apabila sedang tidak ingin memakannya dalam waktu dekat, sebaiknya simpan makanan ke dalam lemari es selama 1 sampai 2 jam setelah dimasak.
Pasalnya, bakteri Bacillus Cereus yang dapat menyebabkan sindrom nasi goreng ini, bisa berkembang dengan cepat di suhu ruang.
3. Cuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak
Sama seperti poin pertama, selain mencuci tangan dan peralatan masak, alangkah baiknya untuk mencuci bahan makanan terlebih dahulu sebelum memasaknya.
Cucilah bahan makanan, seperti buah dan sayuran di air bersih yang mengalir. Hal ini bisa menghilangkan kotoran dan bakteri yang menempel, serta mencegah terjadinya sindrom nasi goreng.
4. Panaskan Makanan dengan Benar
Cara mencegah sindrom nasi goreng lainnya adalah memanaskan makanan di suhu yang benar. Pastikan makanan yang telah dipanaskan benar-benar panas.
Suhu yang tepat untuk memanaskan makanan guna membunuh bakteri adalah sekitar 74 derajat celsius. Selain itu, jangan terlalu sering memanaskan makanan. Cukup panaskan makanan sekali saja, demi menjaga kualitas makanan.
5. Masak Makanan sampai Matang
Cara mencegah sindrom nasi goreng yang terakhir adalah dengan memasak makanan hingga matang. Apabila nasi atau pasta yang akan dimasak menggunakan bahan makanan, seperti daging, ayam, maupun makanan laut, pastikan untuk memasaknya sampai matang.
Pasalnya, jika hanya memasaknya setengah matang, bakteri Bacillus Cereus dapat berkembang dan bertahan pada makanan yang kurang matang.
Wallahu A’lam
Oleh Christa Adventa