Bahaya Brainrot jika Tidak Segera Diatasi

Punya gejala mudah lupa, susah fokus, dan sulit berkonsentrasi. Baca artikel ini untuk mengecek apakah otak kalian terkena brainrot.

SANTRI DEVELOPER Sering mendengar istilah brainrot akhir-akhir ini. Ya, fenomena psikologis satu ini memang tengah ramai diperbincangkan, karena telah menjangkiti hampir semua kalangan.

Penyebab paling umum brainrot adalah, keseringan scrolling video singkat. Apakah hal itu berbahaya, dalam artikel ini akan dibahas solusi mengatasi brainrot, simak sampai selesai. 

Brainrot 

Melansir dari hellosehat.com, brainrot berasal dari brain yang artinya otak, dan rot yang artinya busuk. Pembusukan otak atau penurunan fungsi kognitif atau juga kemampuan berpikir. 

Brainrot sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penderitanya sama sekali tak sadar telah terkena virus brainrot ini. Terlebih, sekarang ini pengenalan gadget pada anak di bawah umur sudah sangat umum di masyarakat.

Orang tua harus waspada jika balita menjadi kesulitan fokus ketika menginjak usia sekolah. Jika anak kehilangan kemampuan fokusnya yang menyebabkan keterlambatan kinerja otak, hindari memarahi mereka.

Itu semua kemungkinan kesalahan orang tua yang sudah menjejalkan asupan penggangu fokusnya sejak kecil. Berikut beberapa informasi mengenai gejala, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya.

Gejala Brainrot

Brainrot dapat ditandai dengan beberapa hal berikut:

  1. Penurunan fokus dan daya ingat.
  2. Penurunan kemampuan berpikir kritis.
  3. Mudah terdistraksi.
  4. Ketergantungan pada rangsangan digital. 
  5. Sulit berkonsentrasi pada satu tugas dan mudah melupakan informasi.
  6. Sulit menganalisis informasi dan membuat keputusan yang tepat.
  7. Sulit untuk menahan diri dari melihat konten online, bahkan saat sedang melakukan aktivitas lain.
  8. Merasa gelisah atau tidak nyaman ketika tidak bisa mengakses konten online.

Jika muncul gejala-gejala tersebut, bisa saja balita atau seseorang tersebut terkena brainrot. Penyebabnya karena berlebihan dalam scrolling video pendek tanpa tahu waktu. 

3 Hal Penyebab Brainrot

Berikut ini beberapa hal yang dapat menyebabkan brainrot:

1. Konten yang Tidak Menantang

Terlalu sering menonton video pendek atau meme yang tidak memerlukan pemikiran mendalam. Hal tersebut mengakibatkan otak lama menganggur, sehingga kemampuan berpikir kritis menurun.

2. Ketergantungan pada Rangsangan Instan 

Kembali lagi pada scrolling yang salah satunya adalah berisi video informasi berdurasi pendek. Hal tersebut juga berdampak pada minat untuk sebuah tugas yang membutuhkan jawaban dalam waktu lama. 

Sehingga otak kesulitan untuk membaca buku atau belajar.

3. Multitasking Berlebihan 

Terlalu sering berganti-ganti aktivitas dapat membuat kemampuan konsentrasi menurun. 

Jika terus dibiarkan, brainrot dapat mengakibatkan penurunan produktivitas, masalah kesehatan mental dan juga gangguan kognitif. Oleh karena itu sebelum terjadi, brainrot harus dihindari.

Cara Mengatasi 

Berikut cara untuk mencegah atau mengatasi brainrot:

1. Batasi Waktu Layar

Berikan batasan waktu untuk penggunaan media sosial. Hal yang bisa dilakukan adalah mengaktifkan fitur perlindungan orang tua pada ponsel anak. 

Bagi orang dewasa yang kesulitan untuk membatasi aktivitas onlinenya. Bisa mengaktifkan fitur fokus pada ponsel sehingga aplikasi tidak dapat diakses pada jam-jam tertentu. 

2. Kurangi Konsumsi Konten yang Tidak Berkualitas 

Coba untuk memilih dan memilah informasi yang akan diserap oleh otak. Pilih channel yang memberikan informasi bermakna atau yang melatih otak untuk berpikir kritis. 

3. Lakukan Aktivitas Offline 

Sembari mengurangi aktifitas online, coba manfaat waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan secara offline. Contohnya melakukan hobi yang menyenangkan seperti memasak atau berolahraga.

4. Terapkan Teknik Pomodoro 

Mencoba fokus setelah kecanduan scrolling menyebabkan otak kesulitan. Solusinya yaitu dengan memberikan jeda waktu pada otak untuk beristirahat.

Misalnya pola 25:5 yang mana memberikan lima menit istirahat setelah 25 menit fokus. 

5. Cari Bantuan Profesional 

Jika setelah melakukan hal-hal di atas dan otak masih kesulitan. Coba untuk mencari bantuan profesional ataupun ahli kesehatan mental. 

Kesimpulan

Itu dia beberapa informasi mengenai brainrot. Teknologi yang terus berkembang pesat ternyata tak selamanya membawa dampak positif.

Sudah sepantasnya untuk mengenalkan teknologi pada anak sejak dini. Namun tetap berikan batasan. Jika tidak, jangan salahkan anak jika suatu saat kemampuan fokusnya menurun. Begitu pula bagi orang yang sudah dewasa.

Terus membiarkan brainrot menjangkiti, akan membuat produktivitas lenyap. Hal tersebut perlahan-lahan memakan angan dan juga mimpi.

Coba untuk mulai membatasi screen time dan lakukan kegiatan secara offline. Mulai kembali susun aktivitas yang menyenangkan tanpa screen time berlebihan.

Wallahu A’lam
Oleh Mila Aprilian Dita

Share Artikel :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *