SANTRI DEVELOPER – Chat Generative Pre Trained Transformer atau yang biasa disebut dengan Chat GPT merupakan sebuah teknologi chatbot yang berbasis teknologi kecerdasan buatan yang menjadikan OpenAI sebagai pengembangnya.
Pendirian OpenAI yakni pada tahun 2015 oleh Elon Musk dan Sam Altman, lahir dari keprihatinan para pendirinya tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan.
Tujuan dari perusahaan ini tentunya untuk menyediakan Artificial Intelligence yang bisa memberikan berbagai manfaat bagi manusia terutama dalam memberikan jawaban pada segala pertanyaan dari penggunanya.
Chat GPT beroperasi dengan sistem dialog otomatis yang memberikan informasi dan menjawab pertanyaan melalui chat, menghasilkan respons yang mirip interaksi manusia.
Selain itu, Chat GPT juga mampu menolak pertanyaan yang tidak pantas, memperbaiki jawabannya jika menurutnya salah, dan merespons berbagai kata kunci dengan gaya bahasa yang serupa dengan pengguna.
Terlepas dari segala kelebihannya, menurut peneliti keamanan cyber ternyata Chat GPT juga menimbulkan ancaman. Melansir dari edoo.id, berikut lima dampak negatif Chat GPT bagi manusia:
1. Membuat Malware
Malware adalah perangkat lunak yang masuk ke dalam sistem tanpa izin, berpotensi merusak sistem, jaringan komputer, dan server.
Teknologi Chat GPT, mampu membuat malware yang sangat mengkhawatirkan. Namun, kekhawatiran tersebut bukan hanya karena malware yang dihasilkan, tetapi karena AI dapat melakukan pembuatannya tanpa henti.
Chat GPT dapat menciptakan dan memodifikasi variasi kode malware, sehingga sulit terdeteksi dan terhentikan. Mutasi cepat dari kode ini sangat berbahaya bagi keamanan perangkat.
2. Menjadi Shortcut dalam Mengerjakan Tugas
Ancaman dari Chat GPT yakni dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam menulis tugas seperti esai dan laporan, sehingga jika penggunanya berlebihan dapat menurunkan kemampuan literasi belajarnya.
Maka, penggunaannya perlu bijaksana, sehingga siswa tetap berInteraksi dengan guru atau dosen yang menyampaikan wawasan sengan rasa empati, agar kemampuan berpikir kritis dapat berkembang.
Singkatnya, Chat GPT sebagai alat bantu belajar, bukan pengganti. Maka, Siswa menggunakannya sebagai pelengkap agar bisa belajar mandiri sekaligus mempertajam pemahaman.
3. Berpotensi Merebut Pekerjaan Manusia
Chat GPT berpotensi mengancam pekerjaan di bidang kepenulisan karena kemampuannya menghasilkan teks sesuai permintaan, sehingga profesi seperti copywriter dan ahli strategi media sosial menjadi rentan.
Banyak yang berpendapat bahwa Chat GPT belum bisa menandingi kecerdasan manusia sepenuhnya. Namun, tak sedikit pula yang memilih menggunakan Chat GPT karena lebih ekonomis daripada mempekerjakan penulis.
4. Meretas Data Diri Seseorang
Menurut Elon Musk, bahwa teknologi AI seperti Chat GPT dapat bisa sangat berbahaya bagi manusia melebihi dari tenaga nuklir karena dapat memuluskan tindak kejahatan oleh pelaku kejahatan.
Para penjahat dapat dengan leluasa mempergunakannya untuk membuat sebuah email phishing dan kode-kode berbahaya, hingga bisa meretasnya dalam skala jauh lebih besar.
Adapun email phishing merupakan sebuah aktivitas penipuan oleh oknum-oknum tertentu yang mengirimkan email menjebak kepada orang lain, demi memperoleh informasi yang bersifat pribadi, penting, rahasia, dan sensitif.
|| BACA JUGA: Adobe Firefly: AI Canggih yang Mempermudah Para Kreator Visual
5. Munculnya Banyak Kecurangan
Chat GPT berpotensi meningkatkan kecurangan, seperti dalam rekrutmen kerja, pelamar dapat memanfaatkan AI untuk menulis lebih menarik dan mengalahkan pesaing.
Dalam pendidikan, siswa juga menggunakan Chat GPT untuk menyontek atau menyelesaikan tugas. Sebagai contoh kasus, pemerintah New York melarang penggunaannya di sekolah karena siswanya banyak yang menyalahgunakannya.
Penutup
Demikian pembahasan mengenai dampak negatif Chat GPT bagi kehidupan manusia. Semoga pembahasan ini memberikan wawasan baru dalam memanfaatkan teknologi dengan bijak.
Wallahu a’lam